Airlangga Sikapi Pernyataan Bank Dunia Sebut Makan Bergizi Tidak Efektif Turunkan Stunting

Atikah Umiyani/Boby

JAKARTA, iNewsKarawang.id-Pernyataan Bank Dunia (World Bank)soal program makan bergizi yang dinilai tidak efektif menurunkan angka stunting disikapi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto. 

Menurut Airlangga, padahal program ini jadi gacoan Presiden dan Wakil Presiden RI Terpilih yakni Prabowo-Gibran.

Airlangga menjelaskan, program yang mulai diberikan pemerintah pada 2025 mendatang sejatinya bertujuan untuk meningkatkan nutrisi di masa pertumbuhan anak. Sehingga pemberian makan siang gratis ini dilakukan untuk meningkatkan level Program Penilaian Pelajar Internasional (Programme for International Student Assessmt/PISA).

"Kan tujuan makanan bergizi untuk pertumbuhan dan yang lain, targetnya supaya meningkatkan level Pisa Indonesia," jelas Airlangga di Kantornya, Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat (28/6/2024).

Sementara itu, dilansir dari laman Kemendikbud, PISA merupakan sistem ujian yang diinisiasi oleh Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD), untuk mengevaluasi sistem pendidikan dari 72 negara di seluruh dunia.

Setiap tiga tahun, siswa berusia 15 tahun dipilih secara acak, untuk mengikuti tes dari tiga kompetensi dasar yaitu membaca, matematika dan sains. PISA mengukur apa yang diketahui siswa dan apa yang dapat dilakukan (aplikasi) dengan pengetahuannya.

Rata-rata skor matematika siswa Indonesia adalah 366 poin, sementara rata-rata OECD adalah 472 poin. Dalam membaca, skor rata-rata siswa Indonesia adalah 359 poin, sedangkan rata-rata OECD yaitu 476 poin.

Sementara itu, dalam sains, siswa Indonesia memperoleh skor rata-rata 383 poin dibandingkan dengan rata-rata OECD sebesar 485 poin. Bahkan skor membaca mencatatkan skor terburuk sejak tahun 2000, di mana Indonesia pertama kali mengikuti tes ini.

Perlu diketahui bahwa keanggotaan OECD ini sejatuinya tidak hanya didasarkan pada kriteria ekonomi, tetapi juga mencakup kualitas pendidikan, kebijakan sosial, dan tata kelola yang baik. Sementara Skor PISA Indonesia yang konsisten rendah selama 23 tahun terakhir menunjukkan tantangan besar dalam memenuhi standar pendidikan OECD.

Sebelumnya, Bank Dunia menyebutkan bahwa kebijakan makan gratis di sekolah yang populer di berbagai negara tidak efektif mengatasi stunting karena stunting hanya dapat dicegah dalam periode 1000 hari dari awal kandungan. Namun, program ini disebut bisa mengatisipasi gejala anemia pada anak.

"Satu hal yang penting adalah bukti internasional menunjukkan bahwa makanan sekolah paling efektif jika dilengkapi dengan intervensi pendidikan, kesehatan, dan gizi, serta jaring pengaman dasar,” demikian pernyataan Bank Dunia dikutip dari laporan Indonesia Economic Prospect edisi Juni 2024, Jumat (28/6/2024).

Editor : Boby

Bagikan Artikel Ini
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis iNews Network tidak terlibat dalam materi konten ini.
News Update
Kanal
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
MNC Portal
Live TV
MNC Network