JAKARTA,iNewskarawang.id – Penyebaran virus nipah di India yang semakin meluas membuat sebagian negara khawatir virus tersebut mewabah di wilayahnya.
Sebab, virus tersebut dapat menyebabkan kematian hingga 75 persen bagi penderitanya. Ditambah lagi, virus imi bisa menular dari manusia ke manusia
Sebagaimana yang dikatakan, Peneliti dan Ahli Epidemiolog Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia, penyebaran virus Nipah berpotensi besar terjadi di wilayah Asia.
Lebih lanjut, katanya, Tidak hanya di India, di negara-negara tetangga seperti Malaysia pun dilaporkan sudah ditemui penyebaran virus tersebut.
“Nipah Virus ini di tetangga terdekat kita Malaysia juga pertama kali terdeteksi pada tahun 1998an, dan sebagaimana kita tahu, ini utama di kelompok atau di wilayah yang ada peternakan Babi, dan itu yang sama dengan terjadi waktu wabah di Malaysia tahun 1998, dan bisa dilihat bahwa potensinya ada,” kata Dicky dikutip Sabtu (16/9/2023).
Namun yang mengejutkan, ternyata virus ini tidak hanya menularkan lewat makanan yang sudah terkontaminasi oleh hewan (air liur dan urin), akan tetapi virus ini juga dapat menular antarmanusia. Tentunya hal ini perlu diwaspadai, terlebih masa inkubasi atau munculnya gejala setelah terpapar bisa sampai 4-14 atau bahkan 45 hari paling lama.
Menurutnya, gejala yang ditimbulkan akibat virus nipah ini juga tidak memiliki gejala ringan, virus Nipah cenderung memiliki gejala sedang hingga berat.
“Nah gejalanya itu termasuk demam, seringkali demamnya itu tinggi dan disertai rasa sakit kepala yang menjadi gejala paling dominan, ditambah adanya gejala nyeri otot, biasanya terjadi nyeri pada bagian punggung atau leher. Nah ada vertigo juga yang sering muncul, yaitu rasa berputar jadi pusing,” kata Dicky.
Akan tetapi, jika gejala sudah memasuki tahap serius pasien akan mengeluhkan acute respiratory distress atau gejala yang mengarah kepada pneumonia parah, atau semacam ada gangguan di saluran pernapasan.
Tidak hanya itu, gejala kejang bahkan sampai membuat penderita koma juga bisa dialami oleh penderita jika terkena virus itu, namun apabila pasien sudah koma, kemungkinan kecil untuk bisa diselamatkan .
“Apabila terjadi kejang itu berarti gejalanya sudah parah, dan biasanya tidak selamat (meninggal) ada inflamasi di otak, yang akhirnya menyebabkan pasiennya koma, dan apabila sudah koma susah untuk diselamatkan,” ucap Dicky.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk terhindar dari virus itu yaitu dengan selalu menghindari kontak dengan kelelawar, jangan sampai Anda terkontak kotoran hewan tersebut (urin dan air liur), karena mengingat saat ini ini belum ada vaksinasi ataupun terapi yang spesifik untuk virus Nipah, sehingga meningkatkan awareness (kesadaran) juga perlu dilakukan.
“Kenapa ini berpotensi menjadi wabah, dan yang terakhir tentu balik lagi ke awareness ya literasi membangun keharmonisan, keseimbangan, kesehatan manusianya, hewan, dan juga lingkungannya, dan diperkuat dengan surveilans dan ini masih jadi faktor kelemahan, dan juga PR Indonesia,” tutur Dicky.
Editor : Frizky Wibisono
Artikel Terkait